Deteksi Jumlah Objek dengan Metode Connected Component Labelling

Admin
0
Connected Component Labelling (CCL) adalah teknik yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan region atau objek dalam citra digital (Abubaker dkk., 2007). Teknik ini memanfaatkan teori connectivity antar piksel pada citra. Piksel-piksel dalam region dikatakan connected (memiliki konektifitasnya atau connectivity) apabila memiliki nilai yang sama dan dibatasi oleh background disekelilingnya. Setiap label yang dihasilkan  metode CCL adalah unik dan selalu terpisah oleh minimal satu spasi (Kalentev dkk., 2011).

CCl1
Gambar 1 (a) Citra biner sederhana yang dilabeli dengan metode CCL dan (b) hasil pelabelan dengan metode CCL

Metode CCL mampu melabeli tiap region yang terkoneksi dengan label yang unik (nomor urut region). Oleh karena itu, dengan mengetahui jumlah region berarti didapatkan jumlah objek yang terdapat dalam suatu citra masukan biner. Selain itu, dengan mengetahui piksel mana saja yang terkoneksi dan masing-masing nomor labelnya, maka beberapa properti lainnya juga dapat dihitung seperti luas area tiap objek (jumlah piksel yang terkoneksi pada tiap label), lebar objek, tinggi objek, dan titik tengah objek. Beberapa properti tersebut ikut dihitung dan digunakan untuk keperluan visualisasi hasil labelling maupun perhitungan statistik lainnya.
Metode pelabelan dengan menggunakan CCL dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut :

  1. Cek nilai piksel pertama pada citra masukan yaitu pada baris 1 kolom ke 1.
  2. Apabila nilai tersebut 0 (background), lewati dan pindah ke kolom selanjutnya pada baris yang sama.
  3. Apabila piksel bernilai 1, cek nilai piksel tetangganya.
    1. Apabila tetangga terdekatnya (neighbour) belum terlabel, beri label pada piksel yang ditinjau dengan label 1.
    2. Apabila memiliki satu tetangga terdekat yang sudah terlabel, beri label yang sama dengan label tetangga.
    3. Apabila memiliki lebih dari satu tetangga terdekat dengan label berbeda, beri label menggunakan label terkecil dari tetangga-tetangga tersebut.
    4. Setiap selesai melakukan pelabelan dan bertemu kembali dengan background, perbarui indeks label.
  4. Lakukan proses ini sampai keseluruhan baris dan kolom dicek.
Hasil pelabelan menggunakan metode CCL ditentukan pula oleh jumlah konektivitas yang digunakan pada saat melakukan pengecekan label tetangga terdekat. Terdapat dua jenis konektivitas yang dapat digunakan yaitu 4 dan 8 konektivitas.

CCl1
Gambar 2 Konfigurasi jumlah konektivitas pada metode CCL, (a) 4 konektivitas, dan (b) 8 konektivitas

Dengan konfigurasi 4 konektivitas, pengecekan label hanya dilakukan pada 2 tetangga terdekat saja yaitu atas dan bawah. Sebaliknya dengan konfigurasi 8 konektivitas, pengecekan label dilakukan dengan 4 tetangga terdekat (Gambar 3). Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing konfigurasi jumlah konektivitas ini bergantung pada penerapan aplikasi metode CCL itu sendiri. Sebagai contoh, metode CCL dengan 4 konektivitas akan tidak efektif apabila digunakan untuk mendeteksi pola garis miring pada citra biner.  Hal ini dikarenakan metode CCL dengan 4 konektivitas hanya mampu melabeli piksel terdekat yang berada pada baris ataupun kolom yang sama dengan piksel yang ditinjau. Penggunaan konfigurasi 8 konektivitas juga akan memerlukan waktu pemrosesan lebih lama dikarenakan jumlah tetangga terdekat yang dicek lebih banyak dibandngkan dengan konfigurasi 4 konektivitas.

CCl1
Gambar 3 Citra masukan biner, (b) hasil pelabelan dengan 4 konektivitas, dan (b) hasil pelabelan dengan 8 konektivitas

Post a Comment

0Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)

Disclaimer : Content provided on this page is for general informational purposes only. We make no representation or warranty of any kind, express or implied, regarding the accuracy, adequacy, validity, reliability, availability or completeness of any information.

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top